Organisasi merupakan
naungan dimana sumber daya, kerjasama antar sumber daya diorientasikan melalui
mekanisme tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Mekanisme agar
kerjasama antar sumber daya mencapai efektifitas dan efisiensi itulah yang
disebut pengorganisasian. Dengan demikian, organisasi ialah wadah atau tempat
dimana pengorganisasian dilakukan. Wadah dimaksudkan secara luas,yaitu, titik
sama yang memasukan berbagai individu ke dalam kesatuan. Tanpa organisasi tidak
mungkin ada pengorganisasian, pengorganisasian ada di dalam organisasi.
Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang tidak biasa adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian dicapai. Hal tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya tidak lain manusia bahkan manusia dalam keberadaannya sangat vital. Unsur manusia jugalah penyebab kalang kabutnya kondisi negara kita dimana sebagian orang berteriak keras ” Ubah sistem ..ubah sistem “. Appa yakin dengan merubah sistem itu efisien? dan kalau pun sistemnya dirubah, manusia jualah yang menjalankan. Sayangnya yang berjuluk manusia itu rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebut homo economicus. Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi kepentingan pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu manajemen sebagai homo oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya dieklektikan, optimalisasi kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan cara mengelola manusia rakus sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang tidak biasa adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian dicapai. Hal tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya tidak lain manusia bahkan manusia dalam keberadaannya sangat vital. Unsur manusia jugalah penyebab kalang kabutnya kondisi negara kita dimana sebagian orang berteriak keras ” Ubah sistem ..ubah sistem “. Appa yakin dengan merubah sistem itu efisien? dan kalau pun sistemnya dirubah, manusia jualah yang menjalankan. Sayangnya yang berjuluk manusia itu rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebut homo economicus. Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi kepentingan pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu manajemen sebagai homo oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya dieklektikan, optimalisasi kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan cara mengelola manusia rakus sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai tujuan yang ditetapkan.
Terdapat
beberapa prinsip penting saat kita melakukan pengorganisasian. Prinsip-prinsip
tersebut, tidak lain : tujuan yang tegas dan jelas, departementasi, pembagian
tugas pekerjaan, adanya koordinasi, kesatuan komando, delegasi wewenang, luas
jenjang pengawasan yang jelas, seimbang dan fleksibel. Keseimbangan antar
prinsip digunakan sebagai pedoman pengorganisasian berbasis tujuan yang hendak
dicapai. Pembicaraan tentang pengorganisasian pun tidak luput dari 5 unsur
dalam mengkonstruksi organisasi,yaitu: struktur organisasi, tugas, orang,
keputusan dan imbalan, situasi informal dan budaya. Kecocokan diantara 5 unsur
demikian sangat diperlukan agar saling memperkuat dan menopang konsistensi.
Setiap unsur konstruksi organisasi diserap kuat kualitas sempurna
prinsip-prinsip pengorganisasian. Dengan demikian keberadaan organisasi menjadi
patut dipertimbangkan oleh organisasi lain. Kualitas sempurna pengorganisasian
merupakan sebuah dimensi penopang kehebatan organisasi.
Kebutuhan akan koordinasi
Untuk melihat
kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin (atasan) dalam melakukan
koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahanyang ada dalam tanggung
jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen.Koodinasi dibutuhkan sekali oleh
para karyawannya,sebab tanpa koordinasi setiapkaryawan tidak mempunyai pegangan
mana yang harus diikuti, sehingga akanmerugikan organisasi itu sendiri.
Dengan koordinasi
diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruhkegiatan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atauperusahaan atau bagian menjadi
seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usahauntuk menciptakan keadaan yang
berupa tiga S,yaitu serasi,selaras dan seimbang.Kebutuhan koordinasi tergantung
pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalampelaksanaan tugas dan derajat
ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip rentang
manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yangdapat dikendalikan secara
efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentangmanajemen dan koordinasi saling
berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakinbesar jumlah rentangan semakin
sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahansecara efektif.
Terdapat 3 (tiga)
macam saling ketergantungan di antarasatuan-satuan organisasi seperti
diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko,2003:196), yaitu:
1. Saling
ketergantungan yangmenyatu (pooled interdependence)
Bilasatuan-satuan
organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalammelaksanakan
kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiapsatuan yang
memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2. Saling
ketergantungan yangberurutan (sequential interdependece)
Dimana suatu satuan
organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu sebelumsatuan yang lain
dapat bekerja.
3. Saling
ketergantungan timbalbalik (reciprocal interdependence)
Masalah-masalah
Penca-paian Koordinasi yang efektif
Peningkatan
spesialisasi akan menaikkan kebutuhan akan koordinasi. Tetapi semakin besar
derajat spesialisasi, semakin sulit bagi manajer untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan khusus dari satuan-satuan yang berbeda.
Paul R. Lawrence dan
Jay W. Lorch (Handoko, 2003:197) mengungkapkan 4 (empat) tipe perbedaan dalam
sikap dan cara kerja yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu:
1. Perbedaan dalam orientasi
terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari
departemen yang berbeda mengembangkan pandangan mereka sendiri tentang
bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik. Misalnya bagian
penjualan menganggap bahwa diversifikasi produk harus lebih diutamakan daripada
kualtias produk. Bagian akuntansi melihat pengendalian biaya sebagai faktor
paling penting sukses organisasi.
2. Perbedaan dalam orientasi waktu.
Manajer produksi akan
lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam
periode waktu pendek. Biasanya bagian penelitian dan pengembangan lebih
terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
3. Perbedaan dalam orientasi antar-pribadi.
Kegiatan produksi
memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar,
sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap
orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
4. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan
dalam organisasi mungkin mempunyai metode-metode dan standar yang berbeda untuk
mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
Pendekatan-prndekatan
untuk Mencapai Koordinasi yang Efektif
Komunikasi adalah
kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada
perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian
tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya
koordinasi merupakan pemrosesan informasi.
Tiga Pendekatan untuk
pencapaian koordinasi yang efektif:
1.Pendekatan Pertama: TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN
DASAR
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.
2. Pendekatan Kedua: MENINGKATKAN KOORDINASI
POTENSIAL
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
3.Pendekatan Ketiga: MENGURANGI KEBUTUHAN
AKAN KOORDINASI
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Menggunakan pendekatan teknik-teknik dasar
manajemen yang berupa hirarki
manajerial, rencana dan tujuan sebagai dasar bertindak.
Hirarki manajerial
terdiri atas rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang formal,
hubungan tanggung jawab, dan akuntabilitas yang jelas sehingga menimbulkan
integritas bila diformulasikan dengan jelas serta dilaksanakan dengan
pengarahan yang tepat.
Aturan dan prosedur
adalah keputusan-keputusan yang dibuat untuk mengatur kejadian-kejadian rutin.
Rencana dan penetapan
tujuan dilakukan untuk pengkoordinasian melalui pengarahan dalam mencapai
sasaran yang sama untuk tiap satuan organisasi.
Meningkatkan koordinasi potensial bila tiap bagian saling
tergantung satu dengan lainnya serta lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
Koordinasi ini dapat ditingkatkan dengan melalui dua cara, yaitu.
Sistem
informasi vertikal, penyaluran data-data melalui
tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi ini bisa di dalam atau diluar rantai
perintah.
Hubungan
lateral (horizontal), dengan membiarkan informasi
dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat dimana informasi diperlukan.
Ada beberapa hubungan lateral, yaitu :
· Hubungan
langsung
· Hubungan
kelompok langsung
· Hubungan
silang
Mengurangi kebutuhan akan koordinasi, ada dua metode
pengurangan kebutuhan koordinasi, yaitu :
Penciptaan sumber
daya tambahan yang memberikan kelonggaran bagi satuan kerja, misal penambahan
kerja, bahan dasar dan pembantu, modal, pengurangan tugas dan masalah-masalah
yang timbul sekarang.
Penciptaan
tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri, dengan mengubah karakter satuan
organisasi.
Mekanisme-mekanisme Pengkoordinasian
Dasar
Dalam
pengkoordinasian dasar kita harus mengetahui Mekanisme-mekanisme apa saja yg
harus di perhatikan
1) Hirarki
manajerial.
Rantai perintah,
aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan
akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara
jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2) Aturan
dan prosedur.
Adalah
keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian
rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan
pengawasan rutin.
3) Rencana
dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat
digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi
terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur
tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Meningkatkan koordinasi potensial
Meningkatkan
koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi
menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi
ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
Sistem informasi vertical , adalah peralatan melalui mana data§disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Hubungan-hubungan lateral§ (harizontal) , Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada beberapa hubungan laterial, yaitu :üKontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antarüdepartemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
Panitnya danü satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajerü produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaanümenyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
Organisasiü matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
Sistem informasi vertical , adalah peralatan melalui mana data§disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
Hubungan-hubungan lateral§ (harizontal) , Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada beberapa hubungan laterial, yaitu :üKontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antarüdepartemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
Panitnya danü satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajerü produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaanümenyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
Organisasiü matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
PENGURANGAN KEBUTUHAN AKAN
KOORDINASI
Dalam beberapa
situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian
tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya
untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan
organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar